Postingan

Menampilkan postingan dari November 15, 2018

Buku Ramadan

waktu saya kelas 3 sd saya pernah diberikan tugas oleh sekolahnya saya waktu itu, tugasnya mengisi buku ramadan yang isinya kegiatan selama ramadan mulai  dari puasa, shalat, dan tarawih. karena buku itu saya jadi termotivasi untuk sholat taraweh, dan setelah sholat taraweh biasanya saya dan teman-teman saya meminta tanda tangan imam sholat taraweh, dengan hal itu kita dapat membangun tali silahturahmi. (Sarah Nur Maulidhani, x ips 2)

Pulang ke kampung halaman

Pulang ke kampung halaman Saat waktu liburan,saya pulang ke kampung halaman untuk menjenguk kakek dan nenek saya dan bertemu dengan sanak saudara juga,bertemu dengan saudara juga menambah rasa silaturahmi yang erat antar keluarga. Tujuan untuk pulang ke kampung halaman agar kita bisa bersosialisasi dengan orang lain dan gampang mencari teman saat berada dimanapun. (Rafly R. X IPS 1

Diculik Setan

Diculik Setan Saat saya kecil saya suka sekali bermain dari siang hingga sore. Karena keasyikan main bersama teman teman, ketika sudah menjelang azan saya tidak mau pulang karena masih ingin bermain. Ketika itu ibu saya berkata, "Ayo pulang dulu sini masuk rumah, ntar diculik setan lho". Saya tetap merengek ingin bermain, namun sama halnya dengan teman teman saya. Ibu mereka selalu menyuruh mereka untuk pulang kerumah sebelum azan maghrib. Sekarang saya tahu mengapa gerangan ibu kami menyuruh kami untuk berhenti bermain dan pulang ke rumah. Karena ketika azan maghrib atau bisa disebut pergantian hari menjadi gelap merupakan waktunya setan-setan berkeliaran di luar rumah.  (Salwa R, X IPS 2)

Menjawab sapaan

Dulu ketika aku berumur 2-3 tahun. Aku sedang duduk di teras rumah bersama nenek. Banyak orang berlalu lalang, dan ada yang menyapa ku, "syifa" seseorang yang tak ku kenal itu melambaikan tangannya. Aku hanya membalas sapaan itu dengan anggukan. Lalu, nenek berkata "kalau kamu di sapa, jawabnya iya terus senyum" lalu aku mengiyakan nya. Dan pesan itu selalu teringat sampai sekarang. (Syifa. R. A.   Xips2)

Re: Kritikan

Tugas sosiologi firza x ips 2 On Nov 15, 2018 10:07 AM, wrote: Abi pernah bilang, "...Abi selalu nerima kritikan dari orang, tapi abi gak marah. Malah abi berterimakasih. Makanya kalau fifi dikritik orang jadiin motivasi bukan nya ngambek." Sejak saat itu saya selalu melihat suatu hal dari berbagai sisi. (Firza k, X IPS 2)

Kritikan

Abi pernah bilang, "...Abi selalu nerima kritikan dari orang, tapi abi gak marah. Malah abi berterimakasih. Makanya kalau fifi dikritik orang jadiin motivasi bukan nya ngambek." Sejak saat itu saya selalu melihat suatu hal dari berbagai sisi. (Firza k, X IPS 2)

Kritik gak selalu jelek

Abi pernah bilang, "...Abi selalu nerima kritikan dari orang, tapi abi gak marah. Malah abi berterimakasih. Makanya kalau fifi dikritik orang jadiin motivasi bukan nya ngambek." Sejak saat itu saya selalu melihat suatu hal dari berbagai sisi. (Firza k, X IPS 2)

Patah Tangan

Patah Tangan Waktu Saya duduk di bangku kelas 7, Saya bukanlah anak yang pendiam. Saya termasuk anak yang hyperactive. Ke-hyperactivean saya tersebut menyebabkan suatu hal yang buruk kepada Saya. Pada suatu hari, Saya berlari dari arah kantin sekolah ke arah kelas. Jalan menuju kelas itu cukup jauh karna harus memutar. Sedangkan jika ingin melewati Shortcut berarti harus melewati akar pohon yang cukup besar dan selokan yang cukup besar pula. Lalu saya memilih untuk melewati shortcut yang cukup menantang. dalam pikiran saya pasti Saya terjatuh dan terjadi hal buruk, tetapi saya tidak perduli. Lalu saat Saya melewati Shortcut itu, saya terjatuh dan tangan saya patah dan saya harus memakai gibs selama 3 bulan. Setelah kejadian tersebut Ibu berpesan agar jangan menjadi hyperactive dimanapun berada

Tugas sosialisasi Quintha Andryani, XIPS2

Assalamualaikum, Pak Firman. Berikut terlampir tugas sosialisasi, menceritakan tentang pengalaman sendiri dalam bersosialisasi. Senyuman Waktu kecil, aku orang yang jarang sekali memberi senyum pada orang lain. Setiap aku pergi, mulut ku jarang sekali melengkung ke atas, membentuk senyum. Mama pun sering menegur dan mengatakan bahwa itu tidak baik, baiknya kita harus murah senyum pada siapa saja. Ketika aku pergi pun, aku yang jarang sekali memberi senyum ini, selalu menatap orang sampai ujung mata, hingga aku dikira orang yang jutek dan sinis. Namun alhamdulillah, terima kasih pada mama yang sering kali menegur untuk mengingatkan, aku pun mulai berubah. Sekarang, aku menjadi pribadi yang murah sekali tersenyum pada siapa saja. Dan aku menyadari perbedaannya, antara ketika aku jarang senyum, dengan aku yang murah senyum. Sekarang, aku memiliki jauh lebih banyak teman, karena walau sangat sederhana, ternyata  sebuah senyuman sangat lah bermakna dan penting. Aku pun sekarang selalu dinil

Orang Bijaksana

Suatu kali, sewaktu saya kelas 5 SD ibu saya berpesan bahwa "orang yang bijaksana itu adalah orang yang mampu mempertahankan kestabilan emosinya dalam keadaan apapun." Pesan tersebut selalu saya ingat apabila saya sedang merasa marah terhadap sesuatu (Azka R U, XIPS2)

Buku Panduan Berwudhu

Dahulu kala, saya masih tidak tau apa apa atau bahasa bakunya "lugu" tentang hal yang berkaitan dengan agama. Namun dengan seiringnya waktu berjalan, kedua orang tua saya memberikan sebuah buku yang berjudul "Buku Panduan Berwudhu". Mereka memberikannya karena mungkin melihat saya sudah mahir membaca sehingga terbelilah buku tersebut. Tak lama saya memikir, saya langsung membuka buku tersebut. Saya baca, pahami, dan terakhir diaplikasikan pada kehidupan nyata. Buku tersebut membuat saya bisa mengambil wudhu dengan benar, apalagi ditambah dengan doa-doa yang mengiringi wudhu tersebut. Kini saya sudah hafal doa dan tata cara berwudhu berkat buku ini.  Sarah Aqilla P.C.Mas X IPS 2)